JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM
DPRD KABUPATEN PANGANDARAN
Menampilkan 36 - 40 dari 41 data
"Saya namakan kitab ini Sarinah sebagai tanda terima kasih saya kepada pengasuh saya ketika saya masih kanak-kanak. Pengasuh saya itu bernama Sarinah. la 'mbok' saya. Dari dia, saya banyak mendapat pelajaran mencintai 'orang kecil'. Dia sendiri pun 'orang kecil', tetapi budinya selalu besar!" Ir. Sukarno Buku Sarinah ini pertama kali terbit pada November 1947. Isinya me rupakan kumpulan bahan pengajaran Bung Karno dalam kursus wanita. Melalui buku ini, Bung Karno mengkritisi kebanyakan laki-laki yang masih memandang perempuan sebagai "suatu blasteran antara Dewi dan seorang tolol. Dipuji-puji bak Dewi, sekaligus dianggap tolol dalam be- berapa hal lainnya. Meskipun juga tidak menyetujui gerakan feminisme yang kelewat batas di Eropa saat itu, Bung Karno menekankan pentingnya bagi para wanita untuk mengambil bagian dalam pembangunan Negara Indonesia.
Kategori : Buku Hukum
Proses : Berlaku
Gajah mati meninggalkan gading. Harimau mati meninggalkan belang Manusia mati meninggalkan nama. Nama yang bermakna karena selama hidup berguna. Nama itu adalah Abdurrahman Addakhil atau "Sang Penakluk". Kemudian lebih dikenal dengan panggilan Gus Dur Belum lama Gus Dur wafat, tapi kita sudah sangat merindukannya. Gus Dur meninggalkan warisan yang sangat berharga bagi kita. Hidupnya diabdikan untuk kemanusiaan dan peradaban. Gus Dur adalah pahlawan karena dia mampu melampaui dirinya. Dia berani mengubah tragedi menjadi jalan emansipasi. Apa yang bisa kita berikan untuk Gus Dur? Gelar Pahlawan Nasional! Itu yang disepakati bersama. Dukungan agar Gus Dur diberikan gelar Pahlawan Nasional pun mengalir bagai air. Dukungan dengan "perasaan" itu datang, mulai dari dunia nyata hingga dunia maya, mulai dari pribadi hingga institusi, mulai dari tandatangan hingga cap jempol darah. Sekalipun Gus Dur diberikan gelar Pahlawan Nasional, apakah itu untuknya? Tidak! karena dia sudah tenang di alam sana. Sejatinya, gelar Pahlawan Nasional itu untuk kita yang masih hidup agar meneladani perbuatan Gus Dur semasa hidupnya. Kita memiliki kewajiban untuk melanjutkan nilai-nilai kemanusiaan dan kebaikan yang diwariskan Gus Dur untuk membangun bangsa dan dunia ini.
Kategori : Buku Hukum
Proses : Berlaku
Menyebut nama Jokowi berarti menyebut nama seorang tokoh pemimpin masa depan yang paling dibutuhkan orang di Republik ini. Tak hanya dari kacamata ketatanegaraan tetapi dari perikehidupan sederhananya itulah yang menjadikannya sebagai harapan terutama di masa sulit seperti saat ini. Jokowi mengaku bodoh, mengaku tak punya tampang. mengaku tak pantas menjadi pemimpin, dan Jokowi mengaku ini dan itu. Tetapi, dialah orang yang melakukan hal-hal yang tidak umum dilakukan oleh para pemimpin kita, mulai dari tingkat RT hingga Presiden. Buku ini menjadi informasi berharga tersendiri di tengah sikap Jokowi yang kerap tidak mau publikasi. Buku ini pula memotivasi segala lapisan masyarakat: Pertama, bahwa harapan itu masih ada. Kedua, siapa pun para pemimpin itu lavak menimba ilmu kepada Jokowi untuk melakukan perubahan penting. Ibarat sebuah komik dengan tokoh superhero, buku ini bercerita tentang seorang jagoan idaman yang bernama Jokowi. Semoga Jokowi tidak berubah, dan akan muncul Jokowi-Jokowi lainnya di tengah-tengah kita.
Kategori : Buku Hukum
Proses : Berlaku
Apa jadinya jika Joko Widodo (Jokowi) benar-benar menjadi Presiden Indonesia? Dalam be3berapa hasil survey calon Presiden, nama Jokowi selalu bercokol di urutan pertama mengalahkan tokoh-tokoh besar lainnya. Elektabilitasnya yang tinggi tak lepas dari pengalamannya memimpin Solo sebagai Walikota dan gebrakannya sebagai Gubernur di Jakarta yang hampir memasuki tahun pertama serta dukungan masyarakat yang mengalir deras. Bahkan hingga saat ini nama dan wajahnya terus memenuhi halaman berita di halaman berita di media cetak maupun elektronik, seakan sososk ini memang tiada habisnnya untuk dibicarakan.
Kategori : Buku Hukum
Proses : Berlaku
Dalam kondisi korupsi yang demikian di negri ini, siapa yang sesungguhnya di rugikan oleh para koruptor? Pada hakekatnya rakyatlah yang menjadi korban, karena para koruptor bukan hanya merampok uang negara dan uangnya rakyat, tetapi juga merampas kesempatan bagi rakyat untuk memperoleh kesejahteraan. Pelaksanaan program pemerintah untuk menyelenggarakan kesejahteraan menjadi terganggu dan terhambar, disebabkan adanya permainan suap dan korupsi dalam penentuan proyek, penganggaran dana, pelelangan, dan pelaksanaan pembangunannya.
Kategori : Buku Hukum
Proses : Berlaku